Rabu, 05 November 2014

Perbedaan Sosial dan Integrasi masyarakat

        I. PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan sesuatu yang sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga segala kegiatan yang dilakukan merupakan untuk memenuhi kepentingan tersebut. Secara psikologis terdapat 2 jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan masing masing individu berbeda beda sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini terbagi menjadi faktor bawaan dan faktor lingkungan sosial.
Faktor bawaan merupakan faktor yang memang timbul berdasarkan perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya, sementara faktor bawaan merupakan faktor yang terjadi pada lingkungan sekitar kita.

II. PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRIS

Prasangka merupakan sikap negatif yang timbul terhadap sesuatu. Prasangka dapat timbul dari siapa saja, mulai dari masyarakat umum, cendekiawan, para pemimpin dan juga negarawan. Yang membedakan prasangka setiap orang adalah kepribadian, pengetahuan, juga faktor lingkungan sekitar.
Prasangka bersumber pada suatu sikap, sementara diskriminasi lebih menunuk kepada suatu tindakan. Kedua hal ini saling berhubungan satu sama lain karena biasanya prasangka suatu orang lah yang akan menimbulkan diskriminasi terhadap sesuatu.
Beberapa sebab terjadinya prasangka adalah latar belakang seajarah, perkembangan sosio kultural dan situasional, kepribadian seseorang, dan perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
Etnosentrisme adalah suatu sikap yang menanggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya adalah yang terbaik dan menjadikannya sebagai tolak ukur terhadap kebudayaan lain.

III. PERTENTANGAN SOSIAL DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberian akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri ciri dari situasi konflik :
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan)
3. Terdapat interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut. Terjadinya konflik bisa pada dalam diri seseorang, kelompok maupun masyarakat.

IV. GOLONGAN GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

a. Masyarakat majemuk dan Nasional Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Beberapa aspek kemasyarakatannya yaitu : 
1. Suku bangsa dan kebudayaan, Indonesia terdiri dari sejumlah suku bangsa dengan berbagai kebudayaan.
2. Agama, Indonesia memiliki toleransi yang besar terhadap berbagai kepercayaan.
3. Bahasa, pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
4.Nasional Indonesia, adalah merupakan kesatuan solidaritas yang terbentuk sebagai hasil perjuangan kemerdekaan Indonesia.

b. Integrasi
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi bagaimana caranya agar dapat terwujudnya keserasian persatuan.
Variabel-variabel yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga Negara Indonesia asli dan keturunan (Arab/Cina).
3. Agama, sentiment agama dapat digerakan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.

c. Integrasi sosial
integrasi sosial (masyarakat) dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluaruhan.
Sumpah pemuda 28 Oktober 1928, merupakan bukti sejarah perwujudan solidaritas sosial yang begitu kental antar golongan pemuda. Pada hakikatnya bangsa Indonesia adalah satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal mengembangkan budaya bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal dasar bagi terwujudnya Integrasi sosial-Integrasi Nasional.

V. INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah proses penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau dapat juga dikatakan proses dalam memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

Terdapat beberapa permasalahan integrasi nasional, yaitu :
a) Perbedaan Ideoloogi
b) Kondisi masyarakat yang majemuk
c) Masalah territotial daerah yang berjarak cukup jauh
d) Pertumbuhan partai politik
e) Adanya paham entosentrisme

Untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu dilakukan beberapa upaya-upaya, antara lain:
a. Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara terhadap ideolgi nasional
b. Membuka isolasi antar berbagai kelompok dengan membangun sarana komunikasi, informasi, dan ttranspormasi
c. Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
d. Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.



 Kesimpulan :
Setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda sehingga menghasilkan sikap dan tingkah laku yang berbeda pula. Ketika sikap terhadap sesuatu ini menjadi negatif, maka itu disebut juga prasangka dan akan menimbulkan suatu tingkah laku diskriminasi terhadap hal tersebut. Perbedaan ini pulalah yang sering menyebabkan konflik dalam suatu lingkungan kemasyarakatan.
Dalam suatu masyarakat terdapat golongan-golongan tertentu yang memiliki keyakinan nilai dan norma yang sama dan merasa bahwa nilai dan norma mereka adalah yang terbaik dan menjadikannya sebagai nilai ukur terhadap kebudayaan, tingkah laku ini disebut juga dengan etnosentrisme. Maka dari itulah diperlukannya integrasi sosial agar setiap perbedaan dalam golongan-golongan yang berbeda tersebut dapat mewujudkan keserasian persatuan. Dengan demikian hal ini dapat menjadi modal dasar terwujudnya integrasi nasional dalam suatu negara.

Sumber :
Harwantiyoko. Katuuk, F. Neltje. MKDU SOSIAL DASAR. Gunadarma;Januari 1997
http://ulfizulfa.wordpress.com/2012/11/18/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
http://taniakharismaya.wordpress.com/2013/12/01/pertentangan-sosial-dan-integrasi-dalam-masyarakat/